rss

Senin, Januari 18, 2010

Cinta seorang Ibu

Alkisah suatu desa, ada seorang ibu yang sudah tua hidup berdua dengan anak lelaki satu-satunya. Suaminya sudah lama meninggal karena sakit. Sang ibu seringkali sedih memikirkan anak satu-satunya itu. Adapun anaknya mempunyai tabiat yang buruk yaitu suka mencuri, mabuk, berjudi, menyabung ayam dan banyak kelakuan lainnya yang membuat si Ibu sering menangis meratapi anaknya. Meskipun hidup anaknya dipenuhi dengan kejahatan, Ibu tua itu terus berdoa kepada Tuhan. “Tuhan, tolong sadarkan anak yang kusayangi supaya ia tidak berbuat dosa lebih banyak lagi. Aku sudah tua dan ingin menyaksikan Anakku bertobat sebelum aku mati.” Namun semakin lama kehidupan sang anak semakin larut dalam perbuatan jahatnya. Sudah sangat sering ia keluar masuk penjara karena kejahatan yang dilakukannya.


Suatu hari Ia kembali mencuri di rumah seorang penduduk desa. Namun, perbuatannya dipergoki warga dan ia pun tertangkap. Kemudian ia dibawa ke hadapan raja untuk diadili sesuai dengan peraturan kerajaan tersebut. Setelah ditimbang berdasarkan seringnya kejahatan yang telah dilakukannya, maka tanpa ampun sang Raja pun menjatuhi hukuman mati terhadapnya. Hukuman mati akan dilaksanakan keesokan harinya, tepat pada saat lonceng gereja dibunyikan menandakan pukul 6 pagi.

Kabar mengenai hukuman kepada sang anak pun dengan cepat menyebar hingga ke pelosok desa, dan sampai ke telinga sang Ibu. Dia menangis meratapi anak yang dikasihinya. Sembari belutut, Dia berdoa kepada Tuhan, “Tuhan ampunilah anak hamba. biarlah hambaMu yang sudah tua renta ini menanggung dosa dan kesalahannya.” Dengan tertatih-tatih sang Ibu mendatangi Raja dan memohon supaya anaknya dibebaskan. Tetapi keputusan raja sudah sudah bulat, si anak harus menjalani hukumannya. Dengan hati yang hancur sang Ibu pergi ke gereja. Tidak berhenti Dia berdoa supaya anaknya diampuni. Karena kelelahan dia pun tertidur dan mimpi bertemu dengan Tuhan.

Keesokan harinya di tempat yang sudah di tentukan, rakyat berbondong-bondong datang untuk menyaksikan hukuman pancung tersebut. Sang algojo sudah siap dengan pancungnya, dan si anak sudah pasrah menantikan ajal menjemputnya.Terbayang di matanya, wajah ibunya yang sudah tua renta. tak terasa ia menangis menyesali perbuatannya.

Detik-detik yang dinantikan akhirnya tiba. Akan tetapi, sampai waktu yang ditentukan lonceng gereja tidak juga terdengar. Suasana mulai berisik. Sudah sekian lama batas waktu terlewati dan lonceng gereja belum terdengar. Akhirnya didatangilah petugas yang bertugas membunyikan lonceng gereja. Dia juga mengaku heran, karena sudah sedari tadi ia menarik tali lonceng tetapi suara dentangnya tidak terdengar.

Ketika mereka sedang terheran-heran karena keanehan yang terjadi, tiba-tiba dari tali yang dipegangnya mengalir darah. Darah tersebut datangnya dari atas, dari tempat dimana lonceng diikat. Seluruh rakyat pun mulai berkumpul menyaksikan kejadian aneh tersebut, dan orang pun diutus untuk naik keatas dan menyelidiki sumber darah tersebut.

Tahukah Loe apa yang terjadi..............................???





Ternyata didalam lonceng besar itu ditemui tubuh sang Ibu dengan kepala hancur berlumuran darah. Dia memeluk bandul didalam lonceng yang mengakibatkan lonceng tidak berbunyi dan sebagai gantinya tubuhnya yang terbentur ke dinding lonceng. Seluruh orang menyaksikan kejadian itu tertunduk dan meneteskan airmata. Sementara Si anak meraung-raung memeluk ibunya yang sudah diturunkan. Ia menyesali dirinya yang selalu meyusahkan ibunya.

Ternyata malam sebelumnya, sang Ibu dengan susah payah memanjat keatas dan mengikat dirinya dengan bandul di lonceng tersebut sambil memeluk agar lonceng tidak berbunyi dan menghindari hukuman pancung yang akan dijalani anaknya.


Demikianlah sangat jelas kasih seorang ibu untuk anaknya, betapa pun jahatnya si anak. Marilah kita mengasihi orangtua kita masing-masing selagi kita masih mampu karena mereka adalah sumber kasih tuhan bagi kita di dunia.
Hendaknya ini bisa dijadikan renungan bagi kita agar selalu mencintai sesuatu yang berharga dan tidak bisa dinilai dengan apa pun.( terinspirasi dari Warta Odilia edisi27/VIII/10).



Artikel Terkait



6 komentar:

pulsa murah on 19 Januari 2010 pukul 17.11 mengatakan...

ceritnya benar-benar menginspirasi, sukses untuk blog ini..

Radhitya Notes on 9 Februari 2010 pukul 11.57 mengatakan...

wah brow... template kamu sama kayak template yang aku pake....,
gimana ya caranya buat readmore di template ini..., mohon bantuannya..,

oh ya bro... radhityanotes bikin event nech... ramein yach.. hehehehehehe

Nikmaya John on 13 Maret 2011 pukul 15.59 mengatakan...

NUMPANG BACA....

berita terbaru on 15 Maret 2011 pukul 17.52 mengatakan...

carita anda sangat bagus sekali

informasi terbaru on 15 Maret 2011 pukul 18.07 mengatakan...

sudah kubaca semua,.

media terbaru on 15 Maret 2011 pukul 18.28 mengatakan...

surga ditelapak kaki ibu.,.bukan pacar hehehe


Posting Komentar

sok, coment dulu atu..

blog "GUE" on Facebook
 

Komentar Pengunjung

sobat blogger's